Monday 29 June 2015

Mengenal Bentuk Ulang 2



Arti Kata Ulang
Pengulangan atau reduplikasi dapat menimbulkan beberapa arti, diantaranya:
a)      Bermakna Menyerupai
Contoh: orang-orangan, mobil-mobilan
b)      Bermakna Agak
Contoh: kekuning-kuningan, kehijau-hijauan
c)      Bermakna Saling (Resiplokal)
Contoh: tolong-menolong, bersahut-sahutan
d)      Intensitas (penekanan)
Contoh: kuat-kuat, mondar-mandir, buah-buahan
e)      Bermakna Serba (seragam)
Contoh: putih-putih, coklat-coklat.
f)        Melemahkan Arti
Contoh: pusing-pusing, pening-pening.

Pemakaian Kata Ulang
Dalam bahasa Indonesia baku terdapat satu ciri, yakni kehematan. Karena itu, kalimat Mereka saling tolong-menolong merapikan rumah mereka yang baru saja terkena banjir tidak digolongkan ke dalam kalimat baku karena terdapat kata yang mubazir. Dengan kata lain, bentuk kata ulang tidak dapat digunakan sekaligus dengan satu kalimat.
Contoh:
1.     Semua artis yang diundang dalam acara itu menginap di hotel berbintang (kalimat yang salah)
Artis-artis yang diundang dalam acara itu menginap di hortel berbintang (kalimat baku)
2.   Ibu itu sering memnaggil-manggil anaknya yang baru saja dimakamkan (kalimat yang salah)
Ibu itu memanggil-manggil anaknya yang baru saja dimakamkan (kalimat baku)



Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA



Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA




Saturday 27 June 2015

Mengenal Bentuk Ulang 1


Bentuk ulang dalam kajian bahasa termasuk bidang morfologi, yakni ilmu bahasa yang mempelajari pembentukan kata dan jenis-jenis kata. Ini artinya bentuk ulang termasuk bidang gramatikal.
Bentuk ulang tidak terlepas dari konsep morfem (unsur pembentukan kata) dan kata. Karena itu, bila kita berbicara tentang kata ulang, kita harus mengetahui bentuk dasarnya (lingga), yaitu unsur yang menjadi tumpuan atau dasar pembentukan kata ulang. Misalnya bentuk ulang; berlari-larian dibentuk dari bentuk dasar berlarian; rumah-rumah dari bentuk dasar rumah. Artinya, sebuah bentuk disebut kata ulang harus memiliki bentuk dasar.
Karena bentuk ulang termasuk bentuk ulang gramatikal, makna yang ditimbulkan bentuk ulang pun makna gramatikal, seperti banyak, aneka, saling atau intensitas.

Macam Bentuk Ulang
Dilihat dari bentuk dan pembentukkannya, kata ulang terdiri atas berikut:

A.     Kata Ulang Dwilangga
Disebut juga kata ulang murni atau utuh, dibentuk dengan mengulang bentuk dasar secara utuh. Unsur yang dibentuk ulang itu bisa berupa kata dasar atau kata berimbuhan.
Contoh:
rumah-rumah
peraturan-peraturan
bangun-bangunan

B.     Kata Ulang Dwilangga Salin-Suara
Disebut juga kata ulang murni berubah bunyi, dibentuk dengan mengulang seluruh bentuk dasar, tetapi terjadi perubahan bunyi pada satu atau beberapa fonem (konsonan atau vokal).
Contoh:
sayur-sayur àsayur-mayur
gerak-gerakàgerak-gerik
tegap-tegapàtegap-begap


C.     Kata Ulang Dwipurna
Dalam bentuk ini pengulangan dibentuk atas suku pertama sebuah kata dengan pelemahan vokal suku pertama yang diulang itu.
Contoh:
tamuàtatamuàtetamu
pohonàpopohonàpepohon
lakiàlalakiàlelaki

D.    Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang ini dibentuk dengan cara salah satu atau kedua bentuk dasar mendapat imbuhan.
Contoh:
bermain-main
memukul-mukul
tarik-menarik

E.     Kata Ulang Semu
Ada beberapa kata yang sepintas seperti kata ulang, seperti biri-biri, kupu-kupu atau laba-laba. Padahal kalau kita merujuk kepada syarat sebuah kata ulang seperti di atas, kita tidak mengenal bentuk biri, kupu atau laba (kecuali dengan arti yang lain).  Kata-kata tadi dapat digunakan dalam berbahasa dan memiliki arti setelah mengalami pengulangan. Bentuk-bentuk seperti itu disebut kata ulang semu.
Contoh :
kura-kura
rama-rama
gado-gado

Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA