Monday 19 January 2015

You Just Believe!


“Bukan maksud aku untuk memberikan peraturan di hubungan kita, sayang” kalimat ini selalu aku pikirkan ketika aku denganmu menyelesaikan masalah yang berulang-ulang kali selalu terjadi. Pertanyaannya bagaimana hubungan itu bisa berjalan kalau pun diantara pasangan tersebut hanya satu yang melakoni dua komitmen, kepercayaan dan kejujuran? Walaupun kita tidak banyak persamaan bahkan kita terlalu banyak perbedaan, kita tidak akan mengulang kesalahan ini jika kamu mau berfikiran positif thingkhing dan just believe every what I do it. Aku tidak menyalahkanmu disetiap permasalahan yang sering kita lalui, karna aku sadar dahulu aku melakukan kesalahan yang mungkin sampai saat ini kamu tidak bisa memaafkanku.
Tapi ketahuilah sayang, aku hampir tidak bisa nafas jika kamu tak bisa memberikan aku kepercayaan. Jika aku tidak menyangimu, jika aku  tidak mencintaimu aku tidak akan memberikan pengertian tahap demi tahap walaupun kamu tidak terima bahwa itu adalah kesalahanmu dan walaupun kamu sering menjawab semua apa yang aku katakan. Sayang, aku pun tau bagaimana perasaanmu saat itu, tapi sayang aku mohon percayalah padaku. Apakah kamu tidak lelah masalah yang kita hadapi sampai sekarang selalu bermasalah di kepercayaanmu padaku? Dia ataupun mereka adalah masa laluku, yang tak pernah aku tengok dan gubrish keadaannya. Tetapi, kamu adalah seseorang yang menemani di setiap langkahku hingga saat ini.

Happy Anniversary Six Months, I hope you just believe my dear :)


Tuesday 13 January 2015

Gaya Bahasa atau Majas 3



Gaya bahasa pertentangan diantaranya ialah:
a.     Antitetis
Gaya bahasa dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan arti (antonim).
Contoh:
Cantik atau jelek, kaya tau miskin bukan ukuran nilai seorang wanita.
Tinngi rendahnya derajat seseorang ditentukan oleh kelakuannya.
b.     Paradoks
Gaya bahasa seolah maksudnya berlawanan, tetapi sebetulnya tidak karena sesungguhnya objeknya berbeda.
Contoh:
Hatinya sunyi tinggal di Jakarta yang ramai itu
Ia mati kelaparan di tengah-tengah kejayaan yang melimpah
c.     Okupasi
Gaya bahasa yang mengandung bantahan kemudian diberi penjelasan.
Contoh:
Candu merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras, tetapi si pecandu tetap tidak menghentikan kebiasaanya.
d.     Kontradiksio Interminis
Gaya bahasa memperlihatkan pertentangan dengan kejelasan semula.
Contoh:
Murid-murid kelas ini hadir kecuali si Adri sedang sakit
Anak-anakku tidak pernah tinggal kelas kecuali yang ketiga pernah tidak lulus ujian.
Gaya Bahasa Sindiran
a.     Sarkasme
Gaya bahasa dengan mempergunakan kata yang dianggap tidak sopan.
Contoh:
Cih, mukamu seperti monyet jika aku melihatmu!
He, anjing.. sini kalau berani!
b.     Sinisme
Gaya bahasa dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya, tetapi kasar atau tidak langsung. Sindiran secara langsung.
Contoh:
Pukullah aku kalau berani!
Muntah aku melihat kamu!
c.     Ironi
Gaya bahasa dengan menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Contoh:
Merdu benar suaramu hingga terbangun aku
Harum sekali ya badanmu, sana pergi!
Bagus sekali nilai rapotmu, warna merah dimana-mana


Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) Kelas XI s/d XII

Saturday 10 January 2015

Gaya Bahasa atau Majas 2



Gaya bahasa penegasan terbagi atas gaya bahasa:
a.     Pleonasme
Gaya bahasa yang mempergunakan kata yang sebenernya tidak perlu karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkannya.
Contoh:
Kami maju ke depan!
Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala say sendiri.
b.     Repetisi
Gaya bahasa dengan mengulang kata dalam kalimat yang berbeda. Repetisi biasa digunakan ketika berpidato.
Contoh:
Cinta dalah keindahan. Cinta adalah kebahagiaan. Cinta adalah pengorbanan
c.     Tautology
Gaya bahasa dengan mengulang kata dalam sebuah  kalimat.
Contoh:
Disuruhnya aku bersabar, bersabar terus, hingga kapan bersabar terus?
d.     Anaphora
Gaya bahasa pararelisme dengan mengulang kata pada awal baris dalam puisi.
Contoh:
Malam ini saya teringat kamu. Malam ini saya ingin berjumpa denganmu. Malam ini kusebut namamu

e.     Epipora
Gaya bahasa pararelisme yang mengulang kata di akhir baris puisi
Contoh:
Kalau kau mau aku akan datang. Kalau kau suka aku kakan datang. Kalau kau minta aku akan datang
f.     Klimaks
Gaya bahasa dengan menyatukan beberapa hal berturut-turut makin lama makin memuncak.
Contoh:
Lebaran yang lalu saya sungkem kepada kakak, ibu, dan nenek
g.     Antiklimaks
Gaya bahasa dengan menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin menurun.
Contoh:
Jangankan sepuluh ribu, lima ribu, bahkan seribu pun tidak ada
h.     Retoris
Gaya bahasa dengan mempergunakan kalimat tanya yag tidak membutuhkan jawaban
Contoh:
Siapa yang melarangmu berbuat bijak?
i.      Koreksio
Gaya bahasa dengan memperbaiki kata yang salah atau disengaja salah.
Contoh:
Hari ini dia sakit ingatan …e maaf, sakit kepala maksudku
 j.      Asidenton
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut tanpa kata sambung.
Contoh:
Kemeja, dasi, sepatu, kaos kaki dibelinya dari toko itu.
k.     Polisindenton
Gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan kata sambung.
Contoh:
Saya datang kemudian bertanding lalu menang
l.      Enumaresio
Gaya bahasa dengan melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan maksud lebih jelas.
Contoh:
Angin berhembus, laut tenang, bulan memancarkan sinarnya.


Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) Kelas XI s/d XII