Saturday 11 July 2015

Penggunaan Huruf Kapital dan Huruf Miring

Huruf Kapital
a.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!”

b.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, hamba-Mu, ya Tuhan

c.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagaamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Sutan Takdir, Raden Wijaya, Nabi Isa

d.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang tertentu, nama instansim atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Mentri Nehru, Professor Supomo

e.       Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Halim Perdanakusumah

f.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, Perang Candu, hari Natal, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

g.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Lembah Baliem, Teluk Benggala

h.      Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, sebagai bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berakngkat?” tanya Hero
Adik bertanya, “Itu apa, bu?”
Surat Saudara sudah saya terima
 
i.      Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga

Huruf Miring
Huruf miring atau garis bawah dipakai untuk:
a.      Penulisan nama buku, nama majalah dan nama surat kabar.
Misalnya:
Saya sudah membaca Bumi Manusia karangan Pramoedya Ananta Toer.
Sekarang ia bekerja sebagai karyawan pada majalah Tempo.
b.      Penulisan kata atau istilah asing dan ilmiah yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia.
Misalnya:
Kata tersebut sebagai padanan bahasa Inggris impact
Ditengarai perjudian di daerah itu di-back up oleh pihak berwajib
c.       Penulisan kata yang ditegaskan atau dipentingkan dalam kalimat
Misalnya:
Carilah arti kata pagu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Sayangnya kata mangkus kurang memasyaratkat.



Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA

Monday 6 July 2015

Penulisan Kata Gabung




Penulisan kata gabung di dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan diatur sebagai berikut:
a)     Jika dua kata dasar tanpa imbuhan, ditulis terpisah.
Contoh:
tanda tangan, kerja sama, tanggung jawab.

b)    Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran yang ditulis serangkaian dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh:
bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.

c)     Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapatkan awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
menggarisbawahi, menyebarluaskan, penghancurleburan.

d)  Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai.
Contoh:
adipati, mahasiswa, telepon, transmigrasi, Pancasila, kolonialisme, swadaya, reinkarnasi, nonkolaborasi, antarkota, audiogram, demoralisasi, elektronik, narapidana, ultramodern, semiprofesional.

e)     Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Contoh:
acapkali, adakalanya, alhamdulillah, astagfirullah, darmawisata, dukacita, kepada, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputera, daripada, darmabakti, damasiswa, dukacita, kaacamata, kasatmata, silaturahmi, sukacita, wassalam.


Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA

Saturday 4 July 2015

Penulisan Bentuk Singkat



Salah satu cara pembentukan kata dalam bahasa Indonesia adalah penyingkatan. Hasilnya tentu disebut bentuk singkat. Bentuk tersebut ada dua, yaitu singkatan dan akronim.
A.    Singkatan, adalah bentuk singkat dari beberapa kata yang terdiri dari satu huruf atau lebih dan dibaca huruf per huruf. Perhatikan ketentuan dibawah ini!

1.      Singkatan nama orang, gelar, sapaan atau pangkat yang diikuti tanda titik.
Misalnya:
A.S. Maulana
M.B.A                    (Master Of Business Administration)
Bpk.                       (Bapak)
Sdr.                        (Saudara)

2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya:
DPR                      (Dewan Perwakilan Rakyat)
PGRI                     (Persatuan Guru Republik Indonesia)
GBHN                   (Garis Besar Haluan Negara)
SMTP                    (Sekolah Menengah Tingkat Pertama)
PT                          (Perseroan Terbatas)

3.      Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Misalnya:
dll.                         (dan lain lain)
dsb.                       (dan sebagainya)
dst.                        (dan seterusnya)
hlm.                       (halaman)
sda.                       (sama dengan atas)
Yth.                        (yang terhormat)
a.n.                        (atas nama)
d.a.                        (dengan alamat)
u.b.                        (untuk beliau)
s.d.                        (sampai dengan)

B.     Akronim, ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1.     Akronim nama terdiri dari yang berupa gabungan huruf awall dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Misalnya:
PAN           (Partai Amanat Nasional)
LAN           (Lembaga Administrasi Negara)

2.    Akronim  nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Bappenas               (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
IWAPI                    (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)

3.    Akronim yang bukan merupakan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Misalnya:
pemilu                    (pemilihan umum)
rapim                     (rapat pimpinan)



Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA