Tuesday, 8 October 2013

Bodohnya Aku!!


      Apakah kamu ingat, pertama kali kita kenal? Sepertinya kamu tidak ingat, ya sepertinya begitu. Di bulan Agustus aku mengenalmu. Perlukah aku menyebutkan secara detail? “facebook”, media sosial yang tidak asing, bukan? “hey, boleh kenalan?” tetapi aku tak menggubrish pesanmu. “jesicca?” kedua kalinya aku tak menggubrish. “temennya fanny ya?” ini ketiga kalinya pesanmu memenuhi pesan—FB aku, dan aku reply “iya, temennya fanny juga ya?” dari situlah percakapan yang tadinya hanya sekedar di—FB kini kamu memenuhi layar—Handphoneku. “kakak-ade” itulah panggilan kita. ingatkah panggilan itu, kak? Aku memanggilmu kakak karna aku meghormati umurmu. Lebih tepatnya berbeda tiga tahun. hari demi hari kita semakin akrab walau hanya lewat media komunikasi. Aku tak tau bagaimana fisikmu. Jelas, aku tak mengetahuinya karena kita bertemu lewat media sosial. Kamu pun sebaliknya. Aku ingat ketika itu, tanggal kelahiranku. Di hari itu pula, aku mendengar suaramu. Ya, karena sebelumnya kita hanya lewat SMS. Kamu rela nelfon yang jelas-jelas kartu perdana kita berbeda. Mungkin, karena keasikkan kita ngobrol ditengah-tengah pembicaraan komunikasi pun terputus. Entah aku merasa dari situlah kita semakin tak bisa lepas dan memutuskan untuk bertemu.
      Kamu tau kak? aku sangat gugup untuk bertemu denganmu. Aku tak pernah bertemu seorang pria lewat media sosial, sendiri. Tapi aku memberanikannya. Minggu, 15 September 2013 pukul 08.30pm, kita sepakat bertemu di depan Mall ternama kota Cilegon. Aku menunggu...menunggu dan kamu tiba percis ketika aku menoleh ke arah jalan. Pria simpel, rambut yang tidak begitu keriting, badan yang tidak terlalu gemuk, kulit tidak terlalu putih, celana pendek selutut, kaos berwarna hijau gelap dan jaket berwarna coklat hitam mengendarai sepeda motor honda beat-merah. Aku menghampirimu ditengah ramainya orang berjalan. Dari wajahmu aku menangkap, kamu pria pemalu. Dan untung saja aku terlahir sebagai wanita yang bisa dibilang begitu cepat adaptasi. Lalu kamu mengajak aku ke tempat makan yang tidak begitu jauh. Kamu mengeluarkan sebungkus rokok dan menawarkan aku “kamu mau makan apa?” aku pun jawab “gamau makan ah lagi diet” ucap  aku. “hahaha iyaudah minum aja” jelas suaramu. Suara yang biasanya terdengar di—HP kini suara itu aku dengar secara langsung—depan aku. Percakapan yang begitu panjang tak aku duga semakin membuat larutnya malam. Ditemani bulan yang saat itu terlihat indah sekali walaupun tak ada bintang dan segumpalan asap rokok yang keluar dari mulutmu. Dipadukan dengan candaan tawa yang kita buat untuk mencairkan suasana yang masih terlihat canggung.
      Masih ingat kak? Ada karet gelang dihadapanku lalu aku memintamu membuatkan bintang? dan dari situ pula kamu mulai menggenggam tanganku. Aku kangen kak masa-masa itu walau hanya kakak-adik. Tetapi kenapa kakak berubah? Aku merasa kakak berubah, ketika pertemuan untuk ketiga kalinya. Itu pun aku tak merasakan genggaman tanganmu lagi karena pertemuan ketiga itu kita hanya tatapan mata—sepintas. Apa karna aku marah-marah ketika aku tau kamu memanggil wanita lain dengan sayang?cinta? Apa karna aku marah dan tau kakak menampilkan simbol cium dengan wanita lain? Apa karna aku tau kamu genit sama wanita lain? Jujur aku udah terbiasa menemui pria sepertimu. Belum pernah bertemu tetapi sudah dipanggil sayang dan tiap kali SMS simbol cium selalu kau hadirkan dilayarku. Apa karena fisik aku? Aku tidak cantik, aku pun gemuk berbeda dengan photo di FB? Karena itukah kamu malu? Banyak yang bilang kamu cakep dan manis, temen aku mengakuinya. Iya Fanny, itulah nama temenku yang kamu sebut, sampai akhirnya kamu bertemu dengan aku. Itukah penyebabnya kamu berubah? Jika iya, seharusnya aku pura-pura tidak tau kamu seperti apa sifatnya. Jika iya, aku tidak perlu marah-marah dan aku harusnya sadar siapa aku. Aku kan bukan siapa-siapa kamu, tidak berhak marah. Jika iya, karna fisik aku, perlukah aku merubah diri aku untuk kamu, kak?  Apakah seorang pria berwajah tampan hanya bisa dimiliki oleh wanita berwajah cantik? Iya, aku memang tidak pantas dan aku bodoh sangat.
      Kamu, tau? Kenapa aku membedakan kamu dengan pria lainnya? Karena aku tersentuh dengan pengorbanan kamu. Pengorbanan buat beli Hp baru dan kartu perdana yang sama dengan aku. Padahal kita masih belum punya status yang jelas. Ketika kamu ingin mendengarkan suara aku, kamu selalu pinjem hp temen kamu yang sama operatornya dengan aku, hanya untuk berbincang sebentar melepas rindu. Cukupkah kak, dengan alasan tersebut aku menyimpulkan bahwa, kamu benar sayang dan cinta aku? Apa hanya aku yang terlalu bodoh mengartikan semua sikapmu?

No comments:

Post a Comment