Monday, 1 December 2014

Penalaran 1

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia dengan cara menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai diperoleh suatu kesimpulan. Ada dua proses bernalar, yaitu Deduksi (Deduktif) dan Induksi (induktif).
Deduksi/Deduktif
Proses bernalar yang bertolak dari sebuah simpulan (umum) yang didapatkan dari hal-hal yang bersifat khusus atau individu. Penarikan simpul deduktif ini terdapat dua yaitu,:
1.     Penarikan simpulan langsung
Diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan-pernyataan baru.
Contoh:
a.     Beberapa prajurit adalah gagah berani. (premis)
Beberapa orang yang gagah adalah prajurit.
b.     Semua rudal adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satupun rudal adalah senjata tidak berbahaya.
2.     Penarikan simpul tidak secara langsung
Memerlukan dua premis. Penarikan simpulan tidak langsung dibedakan menjadi dua silogisme dan entimen.
a.     Silogisme
Penarikan simpulan melalui dua premis yaitu premis umum (PU) dan premis khusus (PK) guna menurunkan premis baru (simpulan). Jadi, dalam silogisme terdapat tiga premis.
·         Premis umum(=PU): menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (= semua A) memiliki sifat atau hal tertentu (=B).
·         Premis khusus(=PK): menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang(=C) adalah anggota golongan tertentu itu(=A).
·         Simpulan(=S): menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang itu(=C) memiliki sifat atau hal tersebut pada B(=B).
Uraian tersebut dapat dirumuskan,:
PU           :           semua               A>B
PK           :                                   C>A
S             :                                   C=B
Contoh:
PU           : Semua pemilik mobil wajib membayar pajak
PK           : Pak Budiman memiliki sebuah mobil.
S             : Pak Budiman wajib membayar pajak.
1)     Silogisme Negatif
Ditandai dengan menggunakan kata tidak atau bukan pada premis atau simpulan. Apabila suatu premis dalam silogisme bersifat negatif, simpulannya pun bersifat negative pula.
PU      : Semua            A=B:
Semua penderita penyakit lever tidak boleh makan makanan yang berlemak.
PK       :                       C=A:
Paman mengidap penyakit lever.
S        :                       C=A:
Paman tidak boleh makan makanan yang berlemak.
2)    Silogisme Yang Salah
Dalam suatu argument kita harus berhati-hati menggunakan penalaran pada silogisme. Jika kita tidak berhati-hati, dapat ditimbulkan kesalahan pada waktu menarik kesimpulan. Merumuskan premis harus sedemikian cermatnya sebab kesalahan sering terjadi dalam penyusunan premis. Untuk menghindari kesalahan, perlu diperhatikan dibawah ini:
·         Dari dua premis khusus tidak dapat ditarik kesimpulan yang dapat dipercaya.
PK  :           A=B :
Taufik diterima sebagai mahasiswa Unpad.
PK  :           A=D:
Taufik remaja yang taat beribadah. (bukan C)
S    :           D=B (?):
Remaja yang taat beribadah diterima sebagai mahasiswa Unpad?
Catatan: dalam contoh tersebut tidak terdapat PU.
·         Dalam PK, A tidak menjadi predikat. C tidak dihubungkan dengan A, tetapi dengan B. Jadi, baik PU maupun PK dihubungkan dengan B. B menjadi  predikat. Dari silogisme demikian,tak dapat ditarik simpulan yang dapat dipercaya.
PU  :           Semua              A=B:
Semua murid SMK adalah wanita.
PK  :                                   C=B:
Retno seorang wanita.
K    :                                   C=A (?):
Retno seorang murid SMK(?)
·         Dari dua premis yang negatif tidak dapat ditarik simpulan yang dipercaya.
PU  : Semua            A≠B:
Semua kura-kura tidak menyusui anaknya.
PK  :                                   C≠A:
Buaya bukan kura-kura.
K    :                                   C=B(?)
Jadi buaya menyusui anaknya (?)
·         Jika PU tidak menyebutkan seluruh anggota golongan, tetapi hanya beberapa anggota golongan itu saja, tidak dapat ditarik suatu simpulan.
·         PU  :  Tidak semua A=B:
Tidak semua orang Bali penganut Agama Hindu.
PK  :                       C=A:
Budi orang Bali.
K    :                       C=B (?):
Budi penganut agama Hindu (?)

b.     Entimem
Bentuk silogisme yang diperpendek dinamakan entimem (enthymeme).
Rumus:     Entimem C=B karena C à A
Silogisme à Entimem atau bisa juga Entimem à Silogisme
Silogisme
PU           :           A=B:
Pemimpin yang jujur tidak ingin melakukan korupsi.
PK           :           C=A:
Pak isa pemimpin yang jujur.
K :           C=B:
Pak Isa tidak ingin melakukan korupsi.
Entimem
Pak Isa tidak ingin melakukan korupsi karena ia pemimpin yang jujur.

Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) Kelas XI s/d XII

No comments:

Post a Comment