Monday, 4 May 2015

Sastra Lama 1




Secara garis besarnya kesustraan Indonesia terbagi ke dalam dua masa yaitu, sastra lama dan sastra baru. Sastra lama merupakan sastra atau karya sastra yang berupa sastra daerah dan karya sastra yang mendapat pengaruh Hindu (India) serta Islam(Arab).
Seperti pada umumnya, karya sastra lama ada yang berbentuk prosa dan ada pula yang berbentuk puisi. Berikut contoh jenis puisi lama:
1.      Pantun
Perkataan pantun berarti bagai, seperti, ibarat, umpama dan laksana. Ciri-Ciri pantun ialah:
a.       Setiap bait terdiri dari empat baris;
b.      Tiap-tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata. Tetapi yang lazim digunakan berjumlah 10 buah dalam tiap-tiap baris;
c.       Sajaknya sajak sengkalengkang, berumus a-b-a-b;
d.      Hubungan baris kedua baris pertama merupakan sampiran, sedangkan isinya terdapat pada kedua baris terakhir.
Contoh:
Pantun berkasihan-kasihan
Kalau tuan jalan ke hulu
Carikan saya daun kamboja
Kalau tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu surga

2.      Pantun Karmina
Syarat-syarat yang mendakati karmina ialah:
a.       Tiap bait hanya tediri atas dua baris;
b.      Baris pertama merupakan sampiran sedangkan isinya terdapat pada baris terakhir;
c.       Bersajak sama a-a

      Contoh:
      Dahulu parang sekarang besi        (a)
      dahulu sayang sekarang benci       (a)
                  Pinggan takretak, nasi tak dingin  (a)
       tuan tak hendak, kami tak ingin   (a)

3.      Gurindam
Gurindam adalah sastra lama yang berasal dari India (yang berarti perhiasan atau bunga).
Ciri-Ciri Gurindam:
a.       Jumlah baris tiap-tiap bait terdiri atas dua baris;
b.      Jumlah suku kata biasanya 10 hingga 14 suku kata dalam tiap-tiap baris;
c.       Sajaknya berumus a-a, biasanya sajak sempurna, tetapi banyak pula gurindam sajaknya berparuh;
d.      Hubungan baris gurindam terdiri atas dua kalimat tunggal yang mwmbwntuk kalimat majemuik; baris(kalimat) yang yang kedua merupakan akibat atau balasan apa yang tersebut dalam baris(kalimat) yang pertama;
e.       Isi senantiasa berupa nasihat, petuah atau filsafat; itulah keistimewaan isi bentuk puisi gurindam.
      Contoh:
      Kurang pikir kurang siasat            (a)
      tentu dirimu kelak tersesat            (a)
      Pikirkan dahulu sebelum berkata (a)
      supaya terelak silang sengketa     (a)


       Jika kena penyakit kikir               (a)
       sanak saudara lari menyingkir      (a)
       Orang malas jatuh sengsara          (a)
       orang rajin banyak saudara          (a)
       Barang siapa berbuat jasa             (a)
       mulia namanya segenap masa      (a)




Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) XII IPA

No comments:

Post a Comment