Konflik
merupakan fenomena dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan
organisasi, bahkan konflik selalu hadir
dalam setiap hubungan kerja antara individu dan kelompok. Tujuan organisasi
pada dasarnya adalah memberikan tugas yang terpisah dan berbeda kepada
masing-rnasing orang dan menjamin tugas -tugas tersebut terkoordinir menurut
suatu cara yang dapat mencapai tujuan organisasi yang sama.
Menurut Baden Eunson (Conflict
Management, 2007,diadaptasi), terdapat beragam jenis konflik:
☼ Konflik
vertikal yang terjadi antara
tingkat hirarki,seperti antara manajemen puncak dan manajemen menengah,
manajemen menengah dan penyelia, dan penyelia dan subordinasi.
☼ Konflik
Horisontal, yang terjadi di antara orang-orang yang
bekerja pada tingkat hirarki yang sama di dalam perusahaan.
☼ Konflik
di antara staf lini, yang terjadi di antara orang-orang yang
memiliki tugas berbeda.
☼ Konflik
peran berupa
kesalahpahaman tentang apa yang
seharusnya dikerjakan oleh seseorang. Konflik bisa terjadi antarkaryawan karena
tidak lengkapnya uraian pekerjaan, pihak karyawan memiliki lebih dari seorang
manajer, dan sistem koordinasi yang tidak jelas.
Faktor penyebab konflik,:
☼ Perbedaan
individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
Seseorang sedikit banyak akan
terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda
itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
konflik.
☼ Perbedaan
kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian
maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam
waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan
yang berbeda-beda.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan
wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan
mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.
Konflik dapat
berkembang karena berbagai sebab, antara lain sebagai berikut:
☼
Batasan
pekerjaan yang tidak jelas
☼
Hambatan
komunikasi
☼
Tekanan
waktu
☼
Standar,
peraturan dan kebijakan yang tidak masuk akal
☼
Pertikaian
antar pribadi
☼
Perbedaan
status
☼
Harapan
yang tidak terwujud
Konflik dapat dicegah atau dikelola
dengan :
☼ Disiplin
☼ Pertimbangan Pengalaman dalam Tahapan
Kehidupan
☼ Komunikasi
☼ Mendengarkan secara aktif
Ada beberapa pendekatan dalam resolusi
konflik yaitu tergantung pada :
☼
Konflik
itu sendiri
☼
Karakteristik
orang-orang yang terlibat di dalamnya
☼
Keahlian
individu yang terlibat dalam penyelesaian konflik
☼
Pentingnya
isu yang menimbulkan konflik
☼
Ketersediaan
waktu dan tenaga
Di dalam suatu lingkup organisasi, pastilah
timbulnya suatu permasalahan. Berikut strategi, untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut,:
☼ Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan
jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika
potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
☼ Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain
untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut
penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan
memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.
☼ Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya
bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding
yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda.
Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang
penting untuk alasan-alasan keamanan.
☼ Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan
sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta
meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
☼ Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
☼ Pemecahan
sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang
sama.
☼ Perlu
adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan
saling memperhatikan satu sama lainnya.
Ada beberapa pendekatan situasi
konflik, diantaranya :
☼
Diawali
melalui penilaian diri sendiri
☼
Analisa
isu-isu seputar konflik
☼
Tinjau
kembali dan sesuaikan dengan hasil eksplorasi diri sendiri.
☼
Atur
dan rencanakan pertemuan antara individu-individu yang terlibat konflik
☼
Memantau
sudut pandang dari semua individu yang terlibat
☼
Mengembangkan
dan menguraikan solusi
☼
Memilih
solusi dan melakukan tindakan
☼
Merencanakan
pelaksanaannya
Berikut merupakan tingkat-tingkat dalam
konflik organisasi,:
☼
Penanganan
Konflik Intrapersonal dalam Organisasi
☼
Penanganan
Konflik Interpersonal dalam Organisasi
☼
Penanganan
Konflik Antar Kelompok dalam Organisasi
☼
Penanganan
Konflik Antar Organisasi
Metode
penyelesaian konflik,:
☼ Dominasi
& Penekanan
☼ DOMINASI atau
KEKERASAN yang BERSIFAT PENEKANAN OTOKRATIK. Ketaatan harus dilakukan oleh
fihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau kekuatan yang lebih
besar.
☼ MEREDAKAN atau
MENENANGKAN, metode ini lebih terasa diplomatis dlm upaya menekan dan
meminimalkan ketidaksepahaman.
☼ Kompromi
/ Jalan Tengah
☼
PEMISAHAN,
pihak-pihak yg berkonflik dipisah sampai menemukan solusi atas masalah yg
terjadi
☼
ARBITRASI,
adanya peran orang ketiga sbg penengah untuk penyelesaian masalah
☼
Kembali ke
aturan yang berlaku saat tdk ditemukan titik temu antara kedua fihak yg
bermasalah.
☼ Pemecahan
Masalah Integratif
☼ KONSENSUS,
sengaja dipertemukan untuk mencapai solusi terbaik, bukan hanya menyelesaikan
masalah dgn cepat
☼ KONFRONTASI,
tiap fihak mengemukakan pandangan masing-masing secara langsung & terbuka.
☼ PENENTU TUJUAN,
menentukan tujuan akhir kedepan yang lebih tinggi dengan kesepakatan bersama.
No comments:
Post a Comment