Gaya bahasa pertentangan
diantaranya ialah:
a.
Antitetis
Gaya
bahasa dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan arti (antonim).
Contoh:
Cantik
atau jelek, kaya tau miskin bukan ukuran nilai seorang wanita.
Tinngi
rendahnya derajat seseorang ditentukan oleh kelakuannya.
b.
Paradoks
Gaya
bahasa seolah maksudnya berlawanan, tetapi sebetulnya tidak karena sesungguhnya
objeknya berbeda.
Contoh:
Hatinya
sunyi tinggal di Jakarta yang ramai itu
Ia mati
kelaparan di tengah-tengah kejayaan yang melimpah
c.
Okupasi
Gaya
bahasa yang mengandung bantahan kemudian diberi penjelasan.
Contoh:
Candu
merusak kehidupan, itu sebabnya pemerintah mengawasi dengan keras, tetapi si
pecandu tetap tidak menghentikan kebiasaanya.
d.
Kontradiksio Interminis
Gaya bahasa
memperlihatkan pertentangan dengan kejelasan semula.
Contoh:
Murid-murid
kelas ini hadir kecuali si Adri sedang sakit
Anak-anakku tidak pernah
tinggal kelas kecuali yang ketiga pernah tidak lulus ujian.
Gaya Bahasa Sindiran
a.
Sarkasme
Gaya
bahasa dengan mempergunakan kata yang dianggap tidak sopan.
Contoh:
Cih,
mukamu seperti monyet jika aku melihatmu!
He,
anjing.. sini kalau berani!
b.
Sinisme
Gaya
bahasa dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya, tetapi kasar atau tidak
langsung. Sindiran secara langsung.
Contoh:
Pukullah
aku kalau berani!
Muntah
aku melihat kamu!
c.
Ironi
Gaya
bahasa dengan menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Contoh:
Merdu
benar suaramu hingga terbangun aku
Harum
sekali ya badanmu, sana pergi!
Bagus
sekali nilai rapotmu, warna merah dimana-mana
Referensi
Buku Paket Ganesha Operation (GO) Kelas XI s/d XII
No comments:
Post a Comment