EJAAN
Ejaan
adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan
sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda
baca. Bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia dalam pertumbuhannya mengalami
perkembangan ejaan sebagai berikut:
1.
Ejaan Van Ophusyen, berlaku pada masa penjajahan
Belanda sampai tahun 1947.
2.
Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik, berlaku sejak
19 Maret 1947, ketika Suwandi S.H menjabat Menteri P & K sampai tahun 1972.
3.
Ejaan yang disempurnakan (EYD), mulai berlaku pada
tanggal 17 Agustus 1972 samapai sekarang.
HURUF KAPITAL
A.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada
awal kalimat.
Contoh:
Dia pergi.
Ada gula, ada semut.
B.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
petikan langsung.
Contoh:
Paman bertanya, “Kapan
kamu datang?”
Ibu menasihatkan “Jangan
suka berkelahi.”
C. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, dan
termasuk kata sandi nama Tuhan.
Contoh:
Allah Islam
Alkitab Kristen
D.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Nabi Yusuf
Sultan Hasanuddin
E.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh:
Presiden Habibie
Jenderal Wiranto
F.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
orang atau unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Taqiyuddin
Nabhani
M.R. Kurnia
Nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama
orang ditulis dengan huruf kecil
Contoh:
berpangkat mayor
mantan gubernur
menjadi perdana menteri
G.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa.
bangsa Indonesia
suku Sunda
H. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
hari Kamis
perang Badar
HURUF MIRING
A.
huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
Majalah Bahasa dan
Kesusasteraan, buku Negara Kertagama karangan
Prapanca.
B.
huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
Contoh:
Huruf pertama pada abad adalah a.
Dia bukan menipu tetapi ditipu.
C. Huruf
miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Contoh:
Nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana
Politik devide et impera
pernah merajalela di negeri ini
Referensi
Buku
Primagama Kelas 9 SMP
No comments:
Post a Comment