Friday, 9 January 2015

Ejaan&Huruf



EJAAN
Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca. Bahasa melayu yang mendasari bahasa Indonesia dalam pertumbuhannya mengalami perkembangan ejaan sebagai berikut:
1.     Ejaan Van Ophusyen, berlaku pada masa penjajahan Belanda sampai tahun 1947.
2.     Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik, berlaku sejak 19 Maret 1947, ketika Suwandi S.H menjabat Menteri P & K sampai tahun 1972.
3.     Ejaan yang disempurnakan (EYD), mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1972 samapai sekarang.
HURUF KAPITAL
A.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
          Contoh:
          Dia pergi.
          Ada gula, ada semut.
B.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
           Contoh:
           Paman bertanya, “Kapan kamu datang?”
           Ibu menasihatkan “Jangan suka berkelahi.”
C.   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, dan termasuk kata sandi nama Tuhan.
           Contoh:
           Allah             Islam
           Alkitab          Kristen
D.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
           Contoh:
           Nabi Yusuf
          Sultan Hasanuddin
E.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
           Contoh:
           Presiden Habibie
           Jenderal Wiranto
F.     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang atau unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Taqiyuddin Nabhani
M.R. Kurnia
Nama  jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil
Contoh:
berpangkat mayor
mantan gubernur
menjadi perdana menteri
G.    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
bangsa Indonesia
suku Sunda
H.  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
hari Kamis
perang Badar
HURUF MIRING
A.    huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
          Contoh:                     
          Majalah Bahasa dan Kesusasteraan, buku Negara Kertagama karangan Prapanca.
B.     huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata.
           Contoh:
           Huruf pertama pada abad adalah a.
           Dia bukan menipu  tetapi ditipu.
C.    Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
           Contoh:
           Nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana
           Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini

Referensi
Buku Primagama Kelas 9 SMP

No comments:

Post a Comment