Puisi dapat dikatakan sebuah karya
sastra yang paling menarik, tetapi juga paling rumit. Puisi dikatakan menarik
karena puisi mengunggah kita lebih dalam, puisi menggunjang imajinasi, puisi
mendorong pikiran kita, menggerakkan hati kita, dan pada akhirnya menimbulkan
kesenangan serta hiburan kepada kita.
Lalu, unsur-unsur apa yang menyebabkan
kita tertawan oleh puisi? Bermacam-macam unsur dapat menjadi penyebabnya.
Karena itu, dalam memahami puisi perhatikanlah bahasa (sebagai fokus dan unsur
utama puisi) yang digunakan penulis. Prof.
A. Teuw mengatakan, membaca puisi berarti bergulat terus-menerus untuk merebut
sajak yang disajikan oleh penyairnya (Teuw, 1980:5).
1.
Tema
Pokok permasalahan yang
mendasari pengubahn puisi. Permasalahan itu dapat berupa masalah keagamaan,
perjuangan, kepahlawanan, kemunafikkan, kekecewaan, percintaan, dan lain
sebagainya.
Contoh:
Karena kasih-Mu
Engkau tetntukan waktu
sehari lima kali kita bertemu
Tema
puisi diatas adalah ketuhanan, diungkapkan kasih-Mu, lima kali kita bertemu, berati
salat bagi umat Islam sebagai bentuk ketakwaan kepada Allah.
2.
Suasana
dalam Puisi
Suasanan yang menyertai
kejadian, peristiwa, atau hal-hal yang diungkapkan dalam puisi, seperti
suasanan gembira, bahagia, sedih, haru, gelisah, berontak, tenang, pasrah,
bingung, sepi dan muram.
Contoh:
Akan bicarakah ia di malam sepi
kala salju jatuh dan burung
putih-putih?
sekali-kali ingin menyerah hati
dalam lindungan sembahyang bersih (Sitor Situmorang)
Suasana
yang tergambar dalam kutipan puisi diatas adalah suasana khusuk; didalam sepi,
kala salju jatuh dalam lindungan sembahyang bersih.
3.
Kata
Makna Lambang
Kata makna lambang adalah kata-kata tertentu untuk
melambangkan sesuatu yang mirip sifatnya. Misalnya bunga, melambangkan gadis
cantik; api, lambang kemarahan/keseraman; gerimis, lambang suasana
kedukaan/kesedihan; baja, lambang ketaguhan/kekuatan. Dalam bentuk lain, sungai
yang mengalir, lambang perjalanan hidup manusia; tidur, lambang kematian; laut
melambangkan sesuatu yang tidak terbatas, di sisi lain juga melambangkan perjuangan atau ketenangan.
Namun, setiap lambang atau simbol dapat ditafsirkan
berbeda-beda oleh pembaca dan penikmat puisi.
Contoh;
Kaulah kandil gemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, serta selalu
Kata
kandil dan pelita melambangkan petunjuk ke arah/jalan yang benar bagi orang
yang dalam kesesatan.
Nanar aku, gila sasar
sayang berulang pada-mu jua
engkau pelik menarik ingin\serupa
dara di balik tirai
bagian
yang berbunyi dara di balik tirai melambangkan suatu keinginan untuk mengenal
lebih dekat lagi Tuhan yang selama ini belum dipahami benar.
4.
Majas
atau Gaya Bahasa
Bahasa
berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan konotasi tertentu
dalam puisi (Tentang majas, lihat kemampuan berbahasa di atas!) Apakah majas
untuk ungkapan-ungkapan berikut?
nyiur melambai
mendidih darahku
razia kupu-kupu malam
ia berjuang seperti harimau
kelaparan
Referensi
Buku Paket
Ganesha Operation (GO) XII IPA
No comments:
Post a Comment