Frase
adalah kelompok kata yang tidak
predikatif, tidak berunsur subjek dan predikat. Dengan kata lain sebuah
frase tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat.
a.
Frase
setara
Frase
setara adalah frase yang kedua unsurnya sama derajatnya, sama kedudukannya.
Dalam frase ini tidak dikenal pola DM/MD (diterangkan-menerangkan).
Contoh:
Anak istrinya masih berada di Surabaya.
Dalam kalimat di atas terdapat dua
frase setara (anak istrinya dan di Surabaya).
b.
Frase
Bertingkat
Frase bertingkat adalah frase yang kedua
unsurnya tidak sama derajatnya; ada unsur inti (D) dan ada yang bukan inti (M).
Fase ini dapat berpola DM, MD, dan MDM.
Contoh:
meja gambar
calon mahasiswa
rumah presiden
sepasang sepatu
olahraga
baru bangkit
akan disekolahkan
beberapa contoh
c.
Frase
Idiomatis
Bila dalam sebuah frase makna kata-kata
yang membentuknya masih dapat diketahui secara leksikal (denotasi),frase
tersebut dinamakan frase biasa, seperti meja gambar, anak gubernur, atau agak
gemuk. Akan tetapi, bila makna kata-kata yang membentuk sebuah frase telah
kehilangan makna leksikalnya, yang muncul makna kiasan, frase tersebut
dinamakan frase idiomatis.
Contoh:
naik darah yang artinya
marah
meja hijau yang artinya
pengadilan
tinggi hati yang
artinya sombong
gulung tikar yang
artinya bangkrut
kopi pahit yang artinya
omelan
dan lain-lain.
d.
Frase
Atributif Berimbuhan
Frase atributif berimbuhan adalah frase yang atributnya atau
M-nya merupakan kata yang berimbuhan. Frase ini dapat ditemui pada frase
berpola DM ataupun MD walaupun biasanya pada frase berpola DM.
Contoh:
Rumah peristirahatan
Rapat tertutup.
Referensi
Buku Paket
Ganesha Operation (GO) XII IPA
No comments:
Post a Comment